Menurut beberapa sumber, ada dua pengertian yang dipakai untuk penamaan Cipeujeuh sebagai sebuah desa yang ada di Kecamatan Pacet.
Pertama, berkaitan dengan tradisi pada zaman penjajah Belanda sekitar tahun 1818. Pada waktu itu, Cipeujeuh sering dikunjungi oleh para pemuka, pemimpin atau gegeden. Mereka sengaja singgah dan memberikan peupeujeuh kepada para penduduk atau rombongan yang berhenti untuk melanjutkan perjalanan. Dalam tradisi Sunda, kata peupeujeuh merupakan ungkapan cinta dan perhatian seorang pemimpin kepada bawahannya sebelum melakukan tugas-tugas berat. Sejak saat itu, tempat tersebut dikenal dengan sebutan cipeujeuh.
Kedua, penamaan Desa Cipeujeuh berkaitan dengan kondisi geografis daerah tersebut. Ci artinya Cai, Peujeuh artinya Meujeuh (cukup), maksudnya cai anu meujeuhna (air yang cukup) mengingat Desa Cipeujeuh tidak pernah kekurangan air walau pada saat musim kemarau panjang. Pengertian ini didukung dengan kondisi Cipeujeuh yang dialiri oleh dua sungai besar, dari arah barat dilalui oleh sungai Cilame yang mengalir sampai ke daerah Kecamatan Ciparay, sedangkan dari arah Timur, dilalui oleh sungai Citarum yang mengalir ke Kecamatan Majalaya dan muaranya sampai ke Cirata. Dari Sungai Citarumlah tercipta tiga sungai primer yang mengaliri semua wilayah Desa Cipeujeuh. Sungai tersebut adalah: Sungai Butul, Sungai Cibodas dan Sungai Cipeujeuh. Dari ketiga Sungai ini wilayah Cipeujeuh menjadi wilayah yang basah dan menjadi sentra pertanian dan perikanan sampai saat ini. Kalaupun di Cipeujeuh terdapat daerah kering yaitu di sekitar Pasir Salam dan Pasir Astana itu hanya sebagian kecil wilayah, yang pada kenyataannya daerah tersebut pun menjadi tempat resapan air untuk ditanami perkebunan bambu dan tempat pemakaman umum. Disamping itu, di Cipeujeuh juga terdapat Irigasi Primer tepatnya di Kampung Butul Girang dari irigasi ini didistribusikan kebutuhan air untuk pertanian dan perikanan yang ada di Desa Cipeujeuh dan Desa Tanjungwangi juga untuk kebutuhan air pertanian di Kecamatan Ciparay dan Majalaya.
Dalam pelaksana penyelenggara pemerintahannya, beberapa pergantian kepala desa yaitu:
No |
Nama Kepala Desa |
Periode/Tahun |
Keterangan |
1 |
Ulud |
1894 - 1909 |
|
2 |
H. Abdul Fatah |
1809 - 1922 |
|
3 |
H.Muhamad Wiriadireja |
1922 - 1942 |
|
4 |
H. Nahrowi Tahun |
1942 - 1943 |
|
5 |
H. Afandi |
1943 - 1958 |
|
6 |
H. Subki |
1958 - 1962 |
|
7 |
Adang Hidayat |
1962 - 1964 |
|
8 |
Omo Sukarna |
1964 - 1974 |
|
9 |
Apay Subki |
1974 - 1988 |
|
10 |
H. Umar Ocin |
1988 - 1998 |
|
11 |
H. Deden Abdurachman |
1999 - 2012 |
|
12 |
Paruq Sulaeman, S.Ag. |
2013 - 2018 |
Meninggal Dunia |
13 |
Tedi Tolhah, S.Pd.MM |
2018 - 2019 |
PJS |
14 |
Deden Ghofaro |
2019 - Sekarang |
|
Profil Kepala Desa Terdahulu
Sampai saat ini sudah terjadi empat belas kali perpindahan dan perubahan kepemimpinan yang diketahui pernah menjabat menjadi Kepala Desa di Desa Cipeujeuh:
- Kades Ulud Tahun 1894 – Sampai Meninggal Dunia Tahun 1909
Pada masa kepemimpinannya pemerintahan desa belum mempunyai balai desa atau kantor desa mengingat pada saat itu Cipeujeuh belum diresmikan oleh Wadana sebagai Pembantu Bupati yang berpusat di Kewadanaan Ciparay. - Abdul Fatah Tahun 1909 – Sampai Meninggal Dunia Tahun 1922
Mulai merintis dan membuat Balai Desa bersama bapak Mudari yang mempunyai posisi sebagai Pulisi Desa. - Muhamad Wiriadireja Tahun 1922 – Sampai Meninggal Dunia Tahun 1942
Pada masa kepemimpinannya Desa Cipeujeuh mulai bangkit dan membangun sistem pemerintahan yang moderen. Hal ini terlihat dengan munculnya aset-aset desa yang dipergunakan bagi masyarakat juga aparatur pemerintahan untuk membangun desa. Seperti, Carik Desa yang masih dimanfaatkan sampai saat ini. - Nahrowi Tahun 1942 – 1943
Jejak langkah yang bersangkutan saat memimpin Desa Cipeujeuh tidak diketemukan referensinya. - Afandi Tahun 1943 – Sampai Meninggal Dunia Tahun 1958
Pada masa kepemimpinannya Cipeujeuh mengalami beberapa peningkatan pembangunan salah satunya adalah:
a. Terciptanya pola swadaya masyarakat yang sangat bagus. Pada saat itu Desa
mampu membeli sebuah kendaran roda empat (Truk) yang dikumpulkan dari kas
desa disamping pengumpulan sumbangan dari masyarakat.
b. Terciptanya pola keamanan masyarakat yang disebut dengan RSP, OKD dan
OPR yang didampingi oleh Bataliyon 305.
c. Mulai dibangunnya pola irigasi pengairan yang bersifat sederhana dengan
membuat tanggul-tanggul di daerah Wanir meskipun bukan termasuk daerah
Cipeujeuh.
d. Dengan memanfaatkan tangulan air mulai merintis dan membangun Turbin dan
meskipun sederhana terciptalah Penerangan Listrik Tenaga Air yang dapat
menerangi Kp. Butul.
e. Dalam bidang lingkungan hidup, pada masanya masyarakat diperintahkan untuk
menanam pohon di sekitar jalan raya. - Subki Tahun 1958 – 1962
Beliau merupakan orang yang pada masa itu terkenal dengan ke dermawanan nya dengan memberdayakan tanah dan ladang sawah nya untuk Meningkatkan Kesejahteraan warga masyrakat Desa Cipeujeuh dengan cara bermitra. - Adang Hidayat Tahun 1962 – 1964
Beliau merupakan satu-satunya Kuwu atau Kades Desa Cipeujeuh yang bukan orang pribumi asli, karena beliau berasal dari Kampung Simpang Desa Wangisagara yang pindah domisili ke Cipeujeuh. Profesi asli beliau sendiri adalah sebagai seorang tenaga pengajar di SR atau SD di Desa Cipeujeuh (Cilandak). Pada masanya, Desa pernah membangun kantor pemerintahan yang lokasinya di Kampung Butul sekarang di pakai bangunan SDN Cipadaulun. - Omo Sukarna Tahun 1964 – 1974
Beliau merupakan Kades pertama yang proses pengangkatannya dipilih secara langsung dan memindahkan lokasi Kantor Desa Cipeujeuh dari Kampung Butul ke Kampung Pasir Astana sampai sekarang. - Apay Subki Tahun 1974 – 1988
Pada masa beliau Desa Cipeujeuh di mekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Tanjungwangi. - Umar Ocin Tahun 1988
Beliau menjabat sampai Tahun 1998 - Deden Abdurachman Tahun 1999 – 2012
Beliau adalah cucu dari H. Muhamad Wiradireja Kuwu Cipeujeuh ketiga, dan mejadi Kepala Desa dua periode dengan system pemilihan secara langsung. - Paruq Sulaeman, S.Ag. mulai dari tahun 2013
Beliau adalah anak dari H. Umar Ocin Kepala Desa kesepuluh. Namun belum juga sampai pada akhir masa bakti kepemimpinannya yang telah ditentukan , beliau lebih dulu dipanggil oleh sang Kholiq dan untuk mengisi kekosongan jabatan Kepala Desa Cipeujeuh Dipimpin oleh PLT dari Kecamatan TEDIH TOLHAH, S.Pd.MM - Tedih Tolhah., S.Pd.MM
- Deden Ghofaro